selamat datang

SELAMAT DATANG di KELAS PAK MAR SELAMAT BELAJAR...... S Mari berbagi dan berkreasi semoga bermanfaat

Senin, 30 November 2015

Rumus Matematika Bangun Ruang LENGKAP



Ilmu matematika tidak pernah lepas dari rumus-rumus matematika mengenai bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut, tabung, limas, dan bola. Artikel kali ini akan saya tuliskan tentang rumus bangun ruang yang ada di dalam pelajaran matematika seperti rumus kubus, rumus tabung, rumus limas, rumus kerucut, untuk mengetahui / mempelajari / mengingat kembali luas dan volume masing-masing bangun ruang.

Bangun ruang berbeda dengan bangun datar didalam menentukan rumusnya , yaitu tergantung dari bentuk bangun masing-masing. Secara umum bentuk dari bangun ruang seperti kubus dkk adalah 3 dimensi yang mempunyai isi atau volume berbeda dengan bangun datar yang hanya 2 dimensi.

1. RUMUS BANGUN RUANG KUBUS

  • Kubus terdapat 6 (enam) buah sisi yang berbentuk persegi dengan luas yang sama besar diantara sisinya.
  • Terdapat 12 (dua belas) rusuk dengan panjang rusuk yang sama panjang.
  • Semua sudut bernilai 90 derajat ataupun siku-siku.

Rumus:

Luas salah satu sisi = rusuk x rusuk 

Luas Permukaan Kubus = 6 x rusuk x rusuk

Keliling Kubus = 12 x rusuk

Volume Kubus = rusuk x rusuk x rusuk ( rusuk 3 )


2. RUMUS BANGUN RUANG BALOK


Rumus:

Luas Permukaan Balok = 2 x {(pxl) + (pxt) + (lxt)}

Diagonal Ruang = Akar dari (p kuadrat + l kuadrat + t kuadrat)

Keliling Balok = 4 x (p + l + t)

Volume Balok = p x l x t (sama dengan kubus, tapi semua rusuk kubus sama panjang).


3. RUMUS BANGUN RUANG BOLA 


Rumus:

Luas Bola = 4 x π x jari-jari x jari-jari, atau

4 x π x r2

Volume Bola = 4/3 x π x jari-jari x jari-jari x jari-jari

π = 3,14 atau 22/7


4. RUMUS BANGUN RUANG TABUNG/SILINDER 


Rumus:

Volume = luas alas x tinggi, atau

luas lingkaran x t

Luas = luas alas + luas tutup + luas selimut, atau

( 2 x π x r x r) + π x d x t)


5. RUMUS BANGUN RUANG KERUCUT 


Rumus:

Volume = 1/3 x π x r x r x t

Luas = luas alas + luas selimut

6. RUMUS BANGUN RUANG LIMAS


Rumus:

Volume = 1/3 luas alas tinggi sisi

Luas = luas alas + jumlah luas sisi tegak


itulah sedikit artikel mengenai Rumus Matematika Bangun Ruang, Semoga Bermanfaat ^_^

BACA SELENGKAPNYA → Rumus Matematika Bangun Ruang LENGKAP

Sabtu, 28 November 2015

PROSES TERBENTUKNYA TANAH

Hasil gambar untuk proses terjadinya tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari campuran mineral dan bahan organik. Campuran mineral dapat berupa batuan yang telah lapuk. Sementara bahan organik berasal dari tumbuhan atau hewan yang telah mati dan terurai. Tanah sangat bermanfaat terutama untuk keberlangsungan hidup tumbuhan. Tanah di bumi tidak langsung ada secara tiba-tiba. Melainkan melalui beberapa proses yang panjang dan memakan waktu lama sampai ratusan hingga ribuan tahun. Berikut adalah penjelasan tentang tahap-tahap pembentukan tanah. Langsung saja kita simak yang pertama:
Baca juga: Proses Pembentukan Minyak Bumi (Materi Lengkap)

Pembentukan tanah secara umum dibagi menjadi empat tahap yaitu:

1. Pelapukan

Batuan yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami pelapukan tanpa merubah susunan kimianya. Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya pelapukan. Seperti sinar matahari, perubahan suhu yang ekstrim, dan hujan. Interaksi antara batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi. Hal ini menyebabkan batuan menjadi tidak stabil dan rapuh (cracking) sehingga mudah ditumbuhi tumbuhan seperti lumut.
Baca juga: Tanah Litosol

2. Pelunakan

Setelah batuan menjadi lapuk, maka air dan udara akan mudah merembes masuk ke dalam batuan tersebut sehingga terjadi pelapukan di dalam batuan. Pada tahap ini, calon makhluk hidup (organic matter) mulai dapat tumbuh di lapisan permukaan batuan karena sudah terdapat air dan udara yang dapat mendukung kehidupan. Contohnya adalah lumut. Lumut tersebut dapat membuat batuan menjadi berlubang sehingga dapat dimasuki oleh tumbuhan kecil.

3. Penumbuhan

Pada tahap ini batuan mulai ditumbuhi oleh tumbuhan perintis seperti rumput dan tumbuhan kecil. Akar tumbuhan tersebut masuk ke dalam batuan dan perlahan-lahan menghancurkannya. Ini disebut pelapukan biologis. Air yang membawa asam humus juga dapat menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan. Batuan yang hancur tersebut akan menjadi unsur mineral pembentuk tanah.
Baca juga: Tanah Regosol

4. Penyuburan

Pada tahap ini batuan yang mengalami pelapukan mulai subur. Hal ini dikarenakan oleh bahan-bahan organik yang tercampur dengan batuan. Misalnya dedaunan dan bangkai hewan. Batuan sudah menjadi tanah yang subur dan dapat ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan.

*Sebutan/istilah untuk tahapan-tahapan diatas bukanlah istilah resmi. Itu hanyalah sebuah kesimpulan supaya Anda lebih mudah mempelajarinya.

Sumber:
BACA SELENGKAPNYA → PROSES TERBENTUKNYA TANAH

11 Jenis Tanah

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya - Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.

1. Tanah Organosol atau Tanah Gambut, 
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa sumatra, Kalimantan dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi. 

2. Tanah Aluvial, 
Jenis tanah ini masih muda,belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat didaerah datar sepanjang aliran sungai.
 
3. Tanah Regosol,
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat didaerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 

4. Tanah Litosol, 
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan dilereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia. 

5. Tanah Latosol, 
Tanah latosol tersebar didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. 

6. Tanah Grumusol,
Tanah grumusol berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar didaerah iklim subhumid atau subarid dan curah hujan kurang 2.500 mm/tahun. 

7. Tanah Podsolik, 
Tanah podsolik ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar didaerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warnah merah dan kering. 

8. Tanah Podsol, 
Tanah podsol ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran didaerah ber iklim basah, topografi pegunungan, misalnya didaerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah. 

9. Tanah Andosol,
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai didaerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian diatas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam. 

10. Tanah Mediteran Merah Kuning, 
Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran didaerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning didaerah topografi karst disebut "Terra Rossa" 

11. Hidromorf Kelabu, 
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air dan warna kelabu hingga kekuningan. 


Inilah berbagai 11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya yang dapat anda simak secara lugas, semoga dapat menambah pengetahuan anda. Terimakasih.


sumber by: Geografi SMA kelas X Aspirasi



BACA SELENGKAPNYA → 11 Jenis Tanah

Lapisan Bumi dan Penjelasannya Bag 2


BUMI

Bumi merupakan planet urutan ke-tiga dari sembilan planet yang mengelilingi matahari dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Bumi terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, dengan radius ± 6.370 km. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal (luar).

  1. Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi.
  2. Lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya.
A. LAPISAN DALAM BUMI


Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Kerak bumi (crush)

Merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle

Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC. 

3. Inti bumi (core)

Terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
  1. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.
  2. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC. 
B. LAPISAN LUAR BUMI

1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. 

2. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.

Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta sebagain besar iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogen, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.

Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan yaitu:

1. Awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km
2. Awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km
3. Awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km. 

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :

1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.

2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.

3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.

4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).

3. Stratosfer 
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.

Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:

a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai -55o C.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3. 

4. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.

5. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian.

Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:

a. Lapisan Udara E

Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai +50o C .

b. Lapisan udara F

Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.

c. Lapisan udara atom

Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C

Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.

6. Eksosfer

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.

BACA SELENGKAPNYA → Lapisan Bumi dan Penjelasannya Bag 2

Struktur lapisan bumi dan penjelasannya Bag 1


Struktur bagian dalam memiliki lapisan yang berlapis, seperti bawang. Lapisan ini dapat didefinisikan dengan baik secara kimiawi atau sifat reologi mereka. Bumi memiliki silikat kerak padat dibagian luar, juga dilengkapi mantel yang sangat kental, inti luar yang cair jauh lebih kental daripada mantel, dan bagian inti yang padat. Pemahaman ilmiah tentang struktur internal Bumi didasarkan pada pengamatan topografi dan batimetri, pengamatan batuan, sampel yang dibawa ke permukaan dari bagian dalam oleh aktivitas gunung berapi, analisis gelombang seismik yang melewati bumi, pengukuran medan gravitasi dan magnetik bumi, dan percobaan dengan padatan kristal pada tekanan dan suhu karakteristik interior dalam bumi.Struktur lapisan bumi


Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian benua atau dataran lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi tersusun atas beberapa lapisan sebagai berikut.
Inti bumi

Barisfer, yaitu lapisan inti bumi dan merupakan bahan padat yang tersusun dan lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Jari-jari lapisan ini sebesar 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi. Itu membuat hampir sepertiga massa bumi. Inti juga dibagi menjadi dua wilayah, inti dalam dan inti luar. Dari gelombang seismik atau gempa bumi, ilmuwan percaya bahwa inti luar cair dan inti bagian dalam berupa padatan. Inti luar terbuat dari besi dan sangat padat. Para ilmuwan berhipotesis bahwa peredaran inti luar menyebabkan medan magnet di sekitar bumi. Hal ini diyakini akan beredar pada arah yang berlawanan dengan arah jarum jam memberikan kita kutub utara di lokasi yang sekarang. Inti bagian dalam terbuat dari besi padat dan nikel. Banyak ilmuwan percaya disimpan dalam keadaan padat karena tekanan yang ekstrim dari lapisan lainnya.
Mantel bumi

Lapisan perantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 g/cm3. Lapisan perantara disebut juga astenosfer (mantel). Lapisan ini merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Mantel adalah lapisan bawah kerak. Itu membuat hampir dua pertiga dari massa bumi dan sekitar 2900 km tebal. Mantel ini dibagi menjadi dua wilayah, bagian atas dan bawah. Langsung di bawah bagian atas adalah astenosfer. Panas dan tekanan menyebabkan sejumlah kecil mencair terjadi di astenosfer. Saat masih padat, astenosfer mampu mengalir. Kemampuan padat mengalir disebut plastisitas. Ketika astenosfer lebih cair dari sisa mantel, lempeng litosfer yang rusak dapat “mengambang” di atasnya. Ketika materi dalam astenosfer dipanaskan, menjadi kurang padat dan naik. Sedangkan bahan yang mengalami pendingin akan lebih padat dan cenderung tenggelam. Arus yang beredar membawa materi panas ke atas dan bahan yang dingin ke bawah menimbulkan arus. Ini arus yang melingkar di astenosfer disebut arus konveksi. Arus konveksi yang beredar menyebabkan lempeng bergerak.
Kulit bumi

Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan perantara, dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 g/cm3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas dua bagian:
Lapisan sial

Lapisan sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur silikon dan aluminium, termasuk senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Dalam lapisan ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, dan jenis-jenis batuan metamorf. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak bumi karena bersifat padat, dengan ketebalan rata-rata 35 km. Kerak benua lebih tebal daripada kerak samudera. Tebal dapat berkisar dari 25 km di tepi sampai 70 km tebal di dekat pusat. Kerak samudera di sisi lain tebal hanya sekitar 7 km dan jauh lebih padat. Kerak dan bagian paling atas dari mantel membentuk litosfer, daerah padat yang dipecah menjadi lempeng. Ini adalah sekitar 65 sampai 100 km tebal.

Kerak bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri atas batuan granit pada bagian atasnya dan batuan basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini menempati posisi sebagai benua.
Kerak samudra, merupakan benda padat yang terdiri atas endapan laut pada bagian atas, di bawahnya terdapat batuan vulkanik, dan yang paling bawah tersusun atas batuan gabro dan peridoit. Kerak ini menempati posisi sebagai samudra.

Lapisan sima
Lapisan sima, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur-unsur silikon dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km


BACA SELENGKAPNYA → Struktur lapisan bumi dan penjelasannya Bag 1

Selasa, 24 November 2015

PESAWAT SEDERHANA

Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah :

1.     Dapat menyebutkan macam-macam pesawat sederhana.
2.     Dapat menjelaskan manfaat pesawat sederhana.
3.     Dapat memilih pesawat sederhana yang sesuai dengan fungsinya.

Manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk hidup yang lain. Dengan akalnya, manusia menciptakan alat untuk memudahkan pekerjaannya. Alat-alat untuk memudahkan melakukan usaha disebut pesawat. Alat bantu pekerjaan yang susunannya sederhana disebut pesawat sederhana. Apa sajakah alat-alat yang tergolong pesawat sederhana? Bagaimana cara menggunakannya? Untuk lebih jelasnya, ikuti pembahasan materi berikut.

Pengertian Pesawat Sederhana 

Menaikkan beras pada bak truk, membuka tutup botol dengan tangan, dan mencabut paku dengan tangan.


Pengertian Pesawat Sederhana



Menaikkan beras pada bak truk, membuka tutup botol dengan tangan, dan mencabut paku dengan tangan.




Menaikkan beras dengan papan, membuka botol dengan pembuka tutup botol, dan mencabut paku dengan catut.

Dari gambar-gambar di atas, dapat dicermati pekerjaan mana yang lebih mudah dilakukan. Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin, mobil, dan lain-lain.

Dari gambar 2, dapat kita ketahui alat apa saja yang termasuk ke dalam pesawat sederhana. Selain bertujuan untuk memudahkan pekerjaan, pesawat sederhana juga dapat membuat pekerjaan menjadi lebih cepat diselesaikan.

B. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Agar lebih memahami keempat jenis pesawat sederhana tersebut, berikut akan dijelaskan satu persatu.

1.     Tuas

Jika suatu saat kamu kesulitan menggeser bongkahan batu yang besar, maka kamu dapat menggunakan suatu alat bantu. Alat yang dapat membantu untuk menggeser batu yang besar adalah linggis. Linggis merupakan salah satu jenis tuas. Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda.
Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Tuas/linggis dapat digambarkan secara sederhana.

(a)      Linggis memudahkan kita memindahkan batu besar, dan
(b)      tuas/linggis digambarkan secara sederhana

Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga.

a.     Tuas Golongan Pertama

Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa.
Contoh : tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.

Pesawat Sederhana (tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos)
Jungkat-jungkit merupakan pengungkit golongan pertama

b.     Tuas Golongan Kedua

Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titik tumpu dan kuasa.
Contoh : tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.
(a)
kemiri, pembuka tutup botol.
(a)

         (b)                                                  (c)

Tuas golongan kedua, misalnya (a) gerobak roda satu, (b) alat pemotong kertas, (c) alat pemecah kemiri

Perhatikan letak titik tumpu (TT), beban (B), dan kuasa (K) pada gambar gerobak roda satu berikut!



Letak titik tumpu, beban, dan kuasa pada gerobak roda satu


c.      Tuas golongan ketiga

Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban.
Contoh : tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir.

Coba perhatikan letak titik tumpu, beban, dan kuasa pada gambar berikut!


Sekop adalah contoh tuas golongan ketiga

2.     Bidang Miring

Ketika liburan sekolah kamu mungkin pernah mengunjungi daerah pegunungan untuk mencari udara segar. Jalan-jalan di sana ternyata dibuat berkelok-kelok. Perhatikan gambar di bawah in!
!


Jalan menuju pegunungan dibuat berkelok-kelok

Jalan yang berkelok-kelok menuju pegunungan memanfaatkan cara kerja bidang miring. Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai bidang miringnya. Dengan demikian, drum berat yang besar ukurannya lebih mudah dipindahkan ke atas truk.
Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Namun demikian, bidang miringjuga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh.
Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya.

a.

            (a)                            (b)                                  (c)                               (d)
Alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring, antara lain, (a) kapak, (b) pisau, (c) obeng, dan (d) sekrup.

3.     Katrol

Di awal pembahasan, kamu telah mengenal salah satu jenis pesawat sederhana yang ada di sekolahmu, yaitu katrol. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

a.     Katrol Tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.
Contoh penggunaan katrol tetap :

                    (a) katrol pada tiang bendera (b) katrol pada sumur timba
                                           Contoh penggunaan katrol tetap

b. Katrol Bebas
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada gambar di bawah.

          Katrol bebas

Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.



Alat pengangkat peti kemas di pelabuhan menggunakan prinsip katrol bebas

c. Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas

Pesawat Sederhana (tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos)  
Katrol majemuk

4.     Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.
Roda berporos pada sepeda

Hasil gambar untuk roda berporos


Sumber : http://belajarblog53.blogspot.co.id/2014/12/pesawat-sederhana-tuas-bidang-miring.html#sthash.0YNEvgit.dpuf

BACA SELENGKAPNYA → PESAWAT SEDERHANA